Lelah, Lillah, Berkah


Bismillahirrahmanirrahamim...

Semoga Allah menuntun hati, pikiran, lisan, dan tangan saya untuk menyampaikan kebaikan. Semoga kita telah berdoa terlebih dahulu sebelum melanjutkan membaca agar Allah pun tuntun kita mendapatkan ilmu yang bermanfaat, karena semua ilmu dari-Nya, sedangkan kesesatan dari makhluk-Nya. 

Tiga kata dalam judul artikel ini tentu sudah tak asing lagi bagi kita. Banyak sekali kalimat-kalimat motivasi atau sejenisnya yang sengaja menggabungkan tiga unsur kata di atas. Tak terkecuali saya. Kali ini saya mencoba mengangkat kata-kata tersebut, "Lelah, Lillah, Berkah". Kalau mau ditambah lagi di akhir adalah "Alhamdulillah". Semua yang belakangnya "ah" barangkali bisa ditambahkan asal bermakna positif dan membangun. Hehe

Eh, tapi ada kata negatif disana. Perhatikan kata "Lelah". Iya, benar! Kalau kita tak menyandingkannya dengan kata yang positif setelahnya, maka lelah hanya akan menjadi kata yang negatif dan memberikan efek pikologis negatif bagi kita. Tapi tunggu dulu, ada kata Lillah dan Berkah disana yang sungguh tak ada negatifnya.

Lillah artinya untuk Allah dan Berkah berarti Allah suka dan ridlo, kurang lebih demikian. Lalu, artinya apa sih tiga rangkai kata di atas? Ah, sebenarnya artikel ini juga klise sekali. Tak perlu membacapun, kita semua tahu arah dari tulisan ini. Nah, lagi-lagi saya hanya ingin menyambung kebaikan dengan menyampaikannya lagi, bukan berarti saya sudah berhasil menjalankan apa yang saya tulis. Bukan! Bahkan saya masih belajar. Kebanyakan ide atau gagasan yang saya tulis adalah tujuan utamanya untuk "Recharge" diri sendiri, pengingat diri sendiri. Namun, apabila tulisan ini bermanfaat untuk orang lain, insyAllah, Allah akan semakin ridlo dengan hidup saya.

Baik, kembali ke topik utama. Begini pembaca yang disayangi Allah, Hidup kita ini tempatnya berlelah-lelah. Tanyakan pada diri sendiri, Lelah tidak menjalani hidup? Survey ke beberapa rekan dan sahabat mengatakan bahwa hidup ini melelahkan. Mengapa bisa begitu? Manusia itu diciptakan dengan segala kerumitannya, ada hati, akal, pikiran, kemauan, keinginan, ego, dan masih banyak lainnya. Sedangkan kalau makhluk lain, hewan atau tumbuhan misalkan, mereka hanya punya salah satunya. 

Contoh, perhatikan seekor burung. Burung akan meninggalkan sarangnya pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang sore hari ketika sudah kenyang bahkan bisa membawakan makanan untuk anak-anaknya. Burung hanya menjalankan perintah Allah untuk mencari makanan di pagi hari dan pulang sore hari, tanpa lembur, tanpa tambahan apapun, dan menerima. Yang dilakukan hanyalah berdzikir menyebut asma Allah dalam setiap kepakan sayapnya. Karena Allah telah menjamin rizki setiap makhluknya. Burung merasa lelah? Tidak! Burung merasa kurang? Tidak! Burung selalu bersyukur dan Lillah atas yang dikerjakannya. 

Bandingkan dengan kita sebagai manusia. Dikit-dikit lelah ya? Cemberut, marah, kecewa, dsb. Karena kita ternyata belum Lillah. Kaya merasa lelah, miskin juga lelah. Lalu, dimana keberkahannya? Tak ada. Karena kita tidak Lillah. Orang kaya yang tidak Lillah akan lelah menjaga hartanya, takut kalau-kalau mobil-mobil yang terparkir di garasi rumahnya tiba-tiba spionnya menghilang, atau takut kemalingan, dan lain sebagainya. Orang miskin yang tidak Lillah akan lelah bekerja yang hasilnya begitu-begitu saja.

Coba deh mulai dari sekarang kita niatkan semuanya untuk Allah. Kaya untuk Allah, Miskin untuk Allah, apapun itu untuk Allah. Mobil banyak ya udah.. Titipin sama Allah. Meskipun kita wajib menjaga amanah, namun jangan lantas kita merasa tak tenang karena harta yang terlalu banyak. Toh, pada dasarnya semua milik Allah. Tak punya uang karena bekerja ya begitu-begitu saja, tenang.. Allah jamin kehidupan kita. Tak ada beras dan apapun yang dimakan ya sementara puasa dulu, sambil terus meminta sama Allah. Allah itu Maha Baik. Percaya kan? Jadi kalau ada hamba-Nya yang patuh dan taat, insyAllah tiba-tiba saja Allah kirimkan makanan melalui tetangga, atau cara baik lainnya. 

Pernah, suatu ketika saya mendapatkan cerita dari seorang teman. Ketika benar-benar terpuruk, tak ada uang di dompet sama sekali, pekerjaan juga sedang tak ada, akhirnya beliau memilih untuk puasa setiap hari. Sahur cukup air putih, buka seadanya. Lapar ditahan, yang penting Allah ridlo. Namun saat kembali kepada Allah, menyerahkan semuanya kepada Allah. Rejeki itu Allah yang kasih. Tiba-tiba saja ada yang daftarin namanya untuk ikut sebuah acara besar yang nominal pembayarannya itu hampir satu juta. Kebayang kan? Fasilitas yang akan didapatkan seperti apa. Yang jelas, akan ada perbaikan gizi dalam hal makanan. Allah memang tidak memberikan rizki berupa uang secara langsung, tapi Allah kirimkan orang baik agar beliau bisa makan makanan yang layak dan mendapatkan teman-teman yang baik, terlebih ilmu yang sangat dibutuhkan oleh beliau. Karena Allah tahu yang dibutuhkan hamba-Nya. 

Nah, lantas kita masih mau nih merelakan diri kita untuk hanya berlelah-lelah saja? Jangan mau, ya? Mari kita sama-sama saling mengingatkan untuk terus mencari Lillah dan Berkahnya Allah. Setelah itu jangan lupa sampaikan "Alhamdulillah" pada Allah dan "Dakwah"kan untuk yang lainnya, agar hidup kita semakin bermanfaat.

Alhamdullillahirabbil aalamiin..
Allah masih memberikan kesempatan membuka membuka mata saya pagi ini dan bisa  menuliskan sesuatu di pagi buta ini. Apapun yang baik dalam tulisan ini, hanya Allah yang menggerakkan. Namun, jika ada salah adalah saya pribadi.

Materi saya ambil sebagian dari seminar PPA, selanjutnya adalah pengalaman pribadi dan di sekitar.

Sampai jumpa di tulisan selanjutnya.
Terima kasih telah berkenan membaca dan jika bermanfaat bisa disebarkan kepada yang lainnya :)

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Comments

Popular posts from this blog

Duduk Sebentar

Rizki Minallah

Amalan Sosok Tangguh